HIV/AIDS.
seluruh masyarakat dunia tak lagi asing dengan kata
HIV/AIDS, penyakit mematikan yang membunuh si penderitanya. Diindonesia telah lebih dari 300 ribu jiwa mengidap penyakit
mematikan ini, hampir tiap detik masyarakat didunia meninggal akibat HIV/AIDS. Menurut para medis penyakit HIV/AIDS belum ditemukan obatnya, adapun vaksin untuk memperlambat penyebaran virus HIV/AIDS tentunya harganya sangat luar biasa mahal..
Penyakit AIDS itu sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus yang dikenali sebagai HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan kegagalan sistem imun tubuh untuk melawan penyakit. Menurt para medis penyakit HIV AIDS belum ada obatnya adapun vaksin untuk memperlambat penyebaran virus tersebut dan tentunya harganyapun sangat luar biasa mahal.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
•HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah, air mani atau cairan vagina.
•Sebelum HIV berubah menjadi AIDS, penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun.
•Walaupun tampak sehat, mereka dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman, tranfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.
|
Cara Ampuh Atasi Penyakit HIV/AIDS |
Gejala
Penyakit HIV/AIDS :
•Merasa kelelahan yang berkepanjangan.
•Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas.
•Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas yang berkepanjangan.
•Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan.
•Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa.
•Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa alasan yang jelas dalam 1 bulan.
•Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan paha.
Hanya melalui penglihatan, Anda tidak bisa tahu apakah seseorang sudah terinfeksi HIV atau tidak.
•Pada kenyataannya, pengidap HIV terlihat sangat sehat.
•Satu-satunya cara untuk mengetahui hai ini adalah melalui tes darah HIV.
•Di Indonesia, terdapat cukup banyak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dapat membantu Anda untuk mendapatkan pelayanan tes darah.
Pada orang dewasa, 5 minor AIDS adalah :
•Batuk kering yang tidak sembuh-sembuh.
•Kulit gatal di seluruh tubuh.
•Herpes zoster (mirip cacar air, atau disebabkan virus yang juga mengakibatkan cacar air, virus herpes) yang tidak kunjung sembuh.
•Candidiasis, yang putih, mengangkat ruam pada mulut, lidah, atau tenggorokan.
•Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan) dengan atau tanpa infeksi aktif.
Cara Penularan virus
HIV/AIDS :
1. Melalui darah.
misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
2. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria).
misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb
3. Melalui cairan vagina pada Wanita.
Misalnya, Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.
4. Berbagi jarum.
Virus HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi. Berbagi kepemilikan obat intravena menempatkan Anda pada risiko tinggi HIV dan penyakit menular lainnya seperti Penyakit Hepatitis b.
Dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayi selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui. Tetapi jika perempuan menerima
pengobatan untuk infeksi virus HIV selama kehamilan, risiko untuk bayi mereka secara signifikan berkurang.
5. Melalui Air Susu Ibu (ASI).
Misalnya, Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.
Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV AIDS pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat serta Urine (Air seni atau air kencing).
-Pencegahan penularan HIV/AIDS:
1. Secara Umum
Memberikan penyuluhan tentang
HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi melalui ceramah agama, khotbah, pengajian, seminar, lokakarya, dan lain-lain. Firman Allah s.w.t.:
“serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah pula dengan cara yang baik….” (An-Nahl:25)
2. Secara Khusus
Memperkenalkan metode A, B, C, dan D, yakni:
Abstain from sexà → bagi remaja dan belum menikah
Be faithfulà → setia terhadap pasangan
Condomà → selalu menggunakan kondom
Don’t use a hypodermic needleà → tidak menggunakan alat suntik bekas pengidap HIV/AIDS.
-Pengamanan
Ditujukan kepada orang yang berperilaku sebagai penyebab menularnya HIV/AIDS. Di negara Amerika Serikat AIDS dipandang secara hukum sebagai senjata mematikan. Di Los Angeles, seorang pekerja seks yang tahu dirinya terinfeksi HIV, tetapi tetap meneruskan kegiatannya, didakwa sebagai percobaan pembunuhan.
Di Minessota, seorang yang terinfeksi HIV dan menggigit orang lain dengan tujuan menularkannya, didakwa sebagai percobaan pembunuhan dengan senjata tajam.
-Pengobatan
Hadits Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Arba’ah:
“berobatlah hai hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit yang satu (pikun).”
Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV/AIDS yakni secara fisik, psikis, dan social. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya hingga yang terbaru ARV (AntiRetroviral) secara psikis melalui kesabaran, taubat, taqarrub ilallah (dzikrullah), dan berdoa, sedangkan secara social melalui penerimaan dan dukungan penuh masyarakat terutama keluarga.
Media utama penularan
HIV/AIDS adalah seks bebas. Oleh karena itu pencegahannya harus dengan menghilangkan praktik seks bebas itu sendiri. Hal ini bisa dilakukan melalui pendidikan Islam yang menyeluruh dan komprehensif, dimana setiap individu muslim dipahamkan untuk kembali terikat pada hukum-hukum Islam dalam interaksi sosial (nizhom ijtima’i/aturan sosial).
Seperti larangan mendekati zina dan berzina itu sendiri, larangan khalwat (beruda-duaan laki perempuan bukan mahram, seperti pacaran), larangan ikhtilat (campur baur laki perempuan), selalu menutup aurat, memalingkan pandangan dari aurat, larangan masuk rumah tanpa izin, larangan bercumbu di depan umum, dll. Sementara itu, kepada pelaku seks bebas, segera jatuhi hukuman setimpal agar jera dan tidak ditiru masyarakat umumnya. Misal pezina dirajam, pelaku aborsi dipenjara, dll.
Di sisi lain, seks bebas muncul karena maraknya rangsangan-rangsangan syahwat. Untuk itu, segala rangsangan menuju seks bebas harus dihapuskan. Negara wajib melarang pornografi-pornoaksi, tempat prostitusi, tempat hiburan malam dan lokasi maksiat lainnya. Industri hiburan yang menjajakan pornografi dan pornoaksi harus ditutup. Semua harus dikenakan sanksi. Pelaku pornografi dan pornoaksi harus dihukum berat, termasuk perilaku menyimpang seperti homoseksual.
Sementara itu, kepada penderita HIV/Aids, negara harus melakukan pendataan konkret. Negara bisa memaksa pihak-pihak yang dicurigai rentan terinveksi HIV/Aids untuk diperiksa darahnya. Selanjutnya penderita dikarantina, dipisahkan dari interaksi dengan masyarakat umum. Karantina dimaksudkan bukan bentuk diskriminasi, karena negara wajib menjamin hak-hak hidupnya. Bahkan negara wajib menggratiskan biaya pengobatannya, memberinya santunan selama dikarantina, diberikan akses pendidikan, peribadatan, dan keterampilan.
Di sisi lain, negara wajib mengerahkan segenap kemampuannya untuk membiayai penelitian guna menemukan obat HIV/Aids. Dengan demikian, diharapkan penderita bisa disembuhkan.
Sekarang tinggal lagi peran aktif masyarakat, ulama, ninik mamak, pemuda-pemudi, orang tua, dan organisasi sosial lainya untuk bergandengan tangan melawan penyebaran virus kutukan tersebut, membekali anak remaja dengan iman dan ulama juga ikut menyiarkan ketika berceramah di mesjid, ninik mamak menjaga dan mengawasi pergaulan keponakan dan orang kampungnya.
“Hanyalah Allah SWT yang (punya kewenangan) membedakan derajat manusia tergantung tingkat ketaqwaannya maka menabur kebaikan sama sekali tidak ada hubungan dengan ODHA dengan tidak ODHA. ODHA pun masih berkesempatan menjadi seorang muslim yang baik, sama seperti muslim lainnya.
Disini perlu ditekankan lagi bahwa "Kondom" bukanlah solusi dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS dan terbukti dari sekian tahun program ini berjalan tidak mengurangi bahkan jumlah ODHA bertambah banyak. Solusi yang tepat adalah dengan jauhi seks bebas, narkoba dan kembali kepada agama dengan membentengi akidah dengan iman dan taqwa.
Jadi, jangan terpaku dengan adanya pemberian kondom gartis yang pernah diadakan pemerintah kita ketika memperingati hari
HIV/AIDS maka HIVAIDS telah selesai diatasi. Namun justru dengan kondom itulah para remaja salah persepsi dan malah semakin brutal. Yang terpenting adalah menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini dan pentingnya peran keluarga untuk mendidik dan mengawasi.
semua telah diatur dalam Al-qur'an, hidup dengan berpedoman pada Al-qur'an dan sunah insyaallah hidup kita akan lebih terjaga dan terhindar dari penyakit-penyakit aneh yang sekarang banyak menyebar luas didunia..
INSYAALLAH..
salam sehat :) :)
TErimakasih Telah Berkunjung_