TIDUR????
Ada yang belum pernah
tidur nggak ya selama hidupnya ?? hehe
Nah, tidur merupakan kebutuhan bagi manusia, dengan tidur akan membantu merelaks-kan otak yang mungkin seharian bekerja keras untuk berpikir, Otak yang terus berpikir akan membuat anda merasa lelah, oleh sebab itu anda perlu tidur dan beristirahat.
Tidur merupakan kondisi tiak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau sensoriyang sesuai (Guyton dalam Aziz Alimul H) atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badanlah yang berbeda.
Berikut ini kutipan pernyataan Profesor Daniel Kripke :
Sleep is one of the richest topics in science today: why we need it, why it can be hard to get, and how that affects everything from our athletic performance to our income. Daniel Kripke, co-director of research at the Scripps Clinic Sleep Center in La Jolla, Calif., has looked at the most important question of all. In 2002, he compared death rates among more than 1 million American adults who, as part of a study on cancer prevention, reported their average nightly amount of sleep. To many, his results were surprising, but they've since been corroborated by similar studies in Europe and East Asia. Kripke explains.
Q: How much sleep is ideal?
A: Studies show that people who sleep between 6.5 hr. and 7.5 hr. a night, as they report,
live the longest. And people who sleep 8 hr. or more, or less than 6.5 hr., they don't live quite as long. There is just as much risk associated with sleeping too long as with sleeping too short. The big surprise is that long sleep seems to start at 8 hr. Sleeping 8.5 hr. might really be a little worse than sleeping 5 hr.
Morbidity [or sickness] is also "U-shaped" in the sense that both very short sleep and very long sleep are associated with many illnesses—with depression, with obesity—and therefore with heart disease—and so forth. But the [ideal amount of sleep] for different health measures isn't all in the same place. Most of the low points are at 7 or 8 hr., but there are some at 6 hr. and even at 9 hr. I think diabetes is lowest in 7-hr. sleepers [for example]. But these measures aren't as clear as the mortality data.
I think we can speculate [about why people who sleep from 6.5 to 7.5 hr. live longer], but we have to admit that we don't really understand the reasons. We don't really know yet what is cause and what is effect. So we don't know if a short sleeper can live longer by extending their sleep, and we don't know if a long sleeper can live longer by setting the alarm clock a bit earlier. We're hoping to organize tests of those questions.
One of the reasons I like to publicize these facts is that I think we can prevent a lot of insomnia and distress just by telling people that short sleep is O.K. We've all been told you ought to sleep 8 hr., but there was never any evidence. A very common problem we see at sleep clinics is people who spend too long in bed. They think they should sleep 8 or 9 hr., so they spend [that amount of time] in bed, with the result that they have trouble falling asleep and wake up a lot during the night. Oddly enough, a lot of the problem [of insomnia] is lying in bed awake, worrying about it. There have been many controlled studies in the U.S., Great Britain and other parts of Europe that show that an insomnia treatment that involves getting out of bed when you're not sleepy and restricting your time in bed actually helps people to sleep more. They get over their fear of the bed. They get over the worry, and become confident that when they go to bed, they will sleep. So spending less time in bed actually makes sleep better. It is in fact a more powerful and effective long-term treatment for insomnia than sleeping pills.
indonesia nya :
Tidur adalah salah satu topik dalam ilmu pengetahuan terkaya masa kini: mengapa kita membutuhkannya, mengapa ini bisa sulit didapat, dan bagaimana hal itu mempengaruhi segala sesuatu dari kinerja atletik kita untuk pendapatan kita. Daniel Kripke, co-direktur riset di Scripps Clinic Sleep Center di La Jolla, California, telah tampak pada pertanyaan yang paling penting dari semua. Pada tahun 2002, ia membandingkan tingkat kematian di antara lebih dari 1 juta orang dewasa Amerika yang, sebagai bagian dari studi mengenai pencegahan kanker, melaporkan rata-rata jumlah
tidur malam. Bagi banyak orang, dengan hasil yang mengejutkan, tapi mereka sudah sejak lama telah diperkuat oleh penelitian serupa di Eropa dan Asia Timur. Kripke menjelaskan.
T: Berapa banyak tidur yang ideal?
J: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur antara 6,5 jam dan 7,5 jam setiap malam, sebagaimana mereka melaporkan, hidup paling lama. Dan orang-orang yang tidur 8 jam atau lebih, atau kurang dari 6,5 jam., mereka tidak hidup cukup lama. Ada sama banyak risiko yang terkait dengan
tidur terlalu lama seperti dengan
tidur terlalu pendek. Kejutan besar adalah bahwa tidur panjang tampaknya mulai 8 jam ke atas. Tidur 8,5 jam mungkin benar-benar menjadi sedikit lebih buruk daripada tidur 5 jam.
Morbiditas [atau sakit] juga "berbentuk U" dalam arti bahwa keduanya sangat pendek tidur dan tidur yang sangat panjang terkait dengan banyak penyakit-dengan depresi, dengan obesitas-dan karena itu dengan penyakit jantung dan sebagainya. Tetapi [jumlah ideal tidur] untuk ukuran kesehatan yang berbeda tidak semua di tempat yang sama. Sebagian besar titik rendah pada 7 atau 8 jam tidur, tetapi ada beberapa di 6 jam tidur dan bahkan pada 9 jam
tidur. Saya pikir diabetes adalah terendah di 7-jam tidur [misalnya]. Tetapi langkah-langkah ini tidak sejelas data kematian.
|
Tidur Terlalu Lama Mempercepat Kematian |
Saya pikir kita bisa berspekulasi [tentang mengapa orang-orang yang tidur 6,5-7,5 jam hidup lebih lama], tapi kita harus mengakui bahwa kita tidak benar-benar memahami alasan. Kita tidak benar-benar tahu belum apa yang menyebabkan dan apa yang berlaku. Jadi kita tidak tahu apakah tidur singkat dapat hidup lebih lama dengan memperpanjang tidur mereka, dan kita tidak tahu apakah tidur panjang dapat hidup lebih lama dengan menyetel alarm jam lebih awal. Kami berharap untuk mengatur tes dari pertanyaan-pertanyaan.
Salah satu alasan mengapa saya ingin mempublikasikan fakta-fakta ini adalah bahwa saya kira kita bisa mencegah banyak insomnia dan tertekan hanya dengan memberitahu orang-orang yang
tidur singkat adalah tidak apa-apa. Kita semua pernah mengatakan kamu harus tidur 8 jam., Tapi tidak pernah ada bukti. Masalah yang sangat umum kita lihat di tidur klinik adalah orang-orang yang menghabiskan waktu terlalu lama di tempat tidur. Mereka berpikir mereka harus tidur 8 atau 9 jam., Sehingga mereka menghabiskan [bahwa jumlah waktu] di tempat tidur, dengan akibat bahwa mereka telah sulit tidur dan banyak terbangun di malam hari. Anehnya, banyak masalah [insomnia] adalah berbaring di tempat tidur terjaga, khawatir tentang hal itu. Ada banyak studi di Amerika Serikat, Inggris Raya dan bagian lain Eropa yang menunjukkan bahwa sebuah pengobatan insomnia yang melibatkan turun dari tempat tidur ketika Anda tidak mengantuk dan membatasi waktu di tempat tidur Anda benar-benar membantu orang untuk tidur lebih banyak. Mereka dapat mengatasi ketakutan mereka dari tempat tidur. Mereka dapat mengatasi kecemasan, dan menjadi percaya diri bahwa ketika mereka pergi tidur, mereka akan tidur. Jadi menghabiskan lebih sedikit waktu di tempat tidur justru membuat tidur lebih baik. Ini sebenarnya yang lebih kuat dan efektif pengobatan jangka panjang untuk insomnia daripada obat tidur.
Waktu ideal untuk
tidur tidak bisa dipatok delapan jam sehari. Tiap orang ternyata mempunyai kebutuhan yang berbeda. Simak ulasan selengkapnya seperti dilansir mayo clinic berikut.
Jam
tidur berdasarkan usia :
• Bayi : 9 - 10 jam di malam hari, ditambah 3 jam untuk
tidur siang.
• Balita : 9 - 10 jam di malam hari, ditambah 2-3 jam untuk tidur siang.
• Anak usia sekolah : 9 - 11 jam
• Dewasa : 7 - 8 jam
Selain usia, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi berapa banyak jam tidur yang Anda butuhkan. Contohnya :
• Kehamilan. Perubahan tubuh wanita selama awal kehamilan dapat meningkatkan kebutuhan untuk tidur.
• Penuaan. Orang dewasa membutuhkan jumlah tidur yang sama dengan anak muda. Ketika Anda bertambah tua, bagaimanapun, pola tidur Anda akan berubah. Orang dewasa cenderung tidur lebih singkat dengan rentang waktu yang lebih pendek daripada anak muda.
Untuk mencukupi kebutuhan tidur tadi, orang yang usianya bertambah biasanya memanfaatkan dengan tidur siang.
• Kurang tidur sebelumnya. Jika Anda kurang tidur, jumlah tidur yang Anda butuhkan meningkat.
• Kualitas tidur. Jika tidur Anda sering terganggu atau sering terbangun, artinya tidur Anda tidak berkualitas. Kualitas tidur Anda adalah sama pentingnya dengan kuantitas.
Sebuah penelitian dilakukan oleh Universitas Wincosin, Amerika Serikat menemukan bahwa lamanya (durasi) tidur seseorang dapat berpengaruh pada Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian dilakukan pada 1.024 sukarelawan berusia 30-60 tahun. Pada penelitian ini, kebiasaan tidur yang kurang dari 7,7 jam berkaitan dengan peningkatan BMI, baik pada anak, remaja, maupun orang dewasa. Mengapa hal ini dapat terjadi? Ternyata, setelah memeriksa kadar hormon-hormon pada sampel penelitian, didapatkan bahwa tidur berkaitan dengan perubahan kadar hormon yang disebut dengan leptin dan ghrelin.
Leptin adalah sebuah hormon yang berasal dari sel lemak yang bersifat mengurangi nafsu makan. Sedangkan Ghrelin merupakan peptida yang berasal dari lambung yang justru meningkatkan nafsu makan. Penurunan waktu tidur dari 8 jam menjadi 5 jam pada rata-rata waktu malam hari diprediksi penurunan kadar leptin sebesar 15,5% dan peningkatan kadar ghrelin sebanyak 14,9%. Apabila terjadi kekurangan kadar leptin dan tingginya kadar ghrelin, maka nafsu makan akan meningkat dan dapat menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas merupakan risiko yang tinggi untuk terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko kematian.
Penelitian tentang lamanya
tidur ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Kripke, dkk di California, Amerika Serikat yang mendapatkan bahwa risiko kematian meningkat pada waktu tidur 8 jam atau lebih, atau tidur kurang dari 7 jam. Penelitian yang melibatkan lebih dari 1 juta individu ini menemukan bahwa tidur selama 8, 9, 10 atau lebih jam dapat meningkatkan risiko untuk meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah pada baik wanita dan pria. Penggunaan pil
tidur yang sering untuk mengontrol insomnia juga berkaitan dengan peningkatan risiko kematian. Nah, lalu berapa lama waktu terbaik untuk tidur? Pada penelitian ini angka kematian terendah didapatkan pada wanita dan pria yang mempunyai durasi
tidur 7 jam, atau lebih tepatnya antara 6,5-7,4 jam per malam.
Dari berbagai penelitian tersebut, jelaslah bahwa tidur yang baik dan sehat adalah tidur yang cukup, yaitu sekitar 7 jam sehari. Bila merasa sulit tidur, lakukanlah kegiatan-kegiatan yang sealamiah mungkin, seperti mandi air hangat, meminum secangkir cokelat hangat, atau membaca bacaan-bacaan ringan dapat merilekskan otot-otot tubuh anda sehingga lebih mudah untuk tertidur.
Sebuah penelitian menyimpulkan tentang fenomena tidur yang dilakukan di Amerika Serikat. Alasannya pun sangat kontoversial, orang yang tidur delapan jam sehari atau lebih cenderung meninggal lebih cepat. Tentu saja ini menggugat dogma lama bahwa orang dewasa sebaiknya tidur delapan jam sehari. Bisa jadi ada benarnya juga, perlu Anda tahu, orang–orang hebat macam Bung Karno, Mahatma Gandhi, Nehru, Margaret Thatcher umumnya tidur hanya dua sampai tiga jam sehari dan terbukti tidak mengalami gangguan kesehatan berarti, bahkan tetap produktif. Anda nilai sendiri, kurang apa produktifnya orang semacam Bung Karno atau Thatcher? Mereka orang-orang "besar" yang sangat berambisi dan memiliki daya saing yang tinggi.
Sebaliknya di dunia ini juga ada sekelompok orang yang tidur 8-12 jam dalam sehari dan kalau Anda termasuk diantaranya, berarti Anda dapat digolongkan sebagai manusia dengan tipe penidur. Manusia penidur biasanya kurang aktif bersaing, kurang ambisi, dan cepat menerima apa adanya. Hidup memang bukan hanya tidur. Juga hidup bukan untuk tidur. Tapi jangan lantas dianggap tidur itu tidak penting. Orang yang sehat justru harus tidur dengan nyaman, sehingga ketika bangun, badannya segar kembali dan bisa melakukan aktivitas dengan baik. Terutama bagi pekerja keras seperti para eksekutif atau profesional, mereka yang selalu mendambakan produktivitas tinggi dan prestasi kerja.
Kalau kemudian jam tidur yang normal bervariasi dari dua jam sampai 12 jam sehari, pertanyaannya lantas berapa jam tidur yang paling ideal? Kembali merujuk pada penelitian di Amerika tadi yang dilakukan selama enam tahun dan melibatkan lebih dari satu juta manusia, disimpulkan bahwa tidur tujuh jam perhari adalah yang terbaik.
Sejauh ini terbukti sangat aman tidur hanya tujuh jam, enam jam, bahkan lima jam sehari dan ini memperkuat penelitian yang dilakukan sebelumnya, kata pakar masalah tidur Donald L Bliwise, PhD, dari Atlanta's Emory University. Namun, ia mengingatkan bahwa tidak baik pula bagi kesehatan Anda apabila terus menerus tidur dalam jumlah sedikit dalam waktu yang cukup lama. "Dalam beberapa malam tidak masalah Anda kurang tidur, itu bukan sesuatu yang harus dirisaukan," kata Bliwise. "Tapi bila Anda terus menerus tidur kurang dari lima jam sehari, malam demi malam, barulah perlu dikhawatirkan. Sebab kalau Anda tidur hanya empat jam selama berminggu-minggu, itu juga tidak baik," tambahnya.
Risiko
Kematian terhadap waktu tidur
Krike dan kawan-kawan menganalisa hasil penelitian dari American Cancer Society yang diadakan antara tahun 1982-1988. Studi ini mengumpulkan informasi tentang kebiasaan tidur dan kesehatan manusia yang diamati selama enam tahun. Orang yang dijadikan obyek penelitian rata-rata berusia 30 –102 tahun.
Orang yang tidur delapan jam sehari, selama penelitian tersebut, memiliki risiko 12 persen meninggal lebih cepat. Risiko meningkat menjadi 17 persen pada orang-orang yang tidur tujuh jam sehari. Sementara risiko lebih besar, 34 persen terjadi pada orang-orang yang tidur sepuluh jam sehari. "Risiko kematian pada orang yang tidur sepuluh jam sehari, sama dengan risiko kematian pada orang kegemukan," kata Kripke.
Bagaimana dengan orang-orang yang kurang tidur?
Risiko kematian lebih awal sebenarnya terjadi pula pada mereka yang kurang tidur, namun prosentasenya lebih kecil. Risiko kematian lebih cepat tercatat sebesar 8 persen pada orang-orang yang tidur enam jam sehari. Jumlahnya meningkat menjadi 11 persen terhadap orang yang tidur 5 jam sehari. Sedangkan risiko kematian sebesar 17 persen disandang orang-orang yang tidur hanya empat jam sehari.
Mengapa tidak baik tidur terlalu lama ?
Kebanyakan tidur sama halnya dengan kebanyakan makan, kata Jim Horne , PhD, dari Loughborough University, Inggris, yang juga melakukan penelitian yang berkaitan soal
tidur ini. Ia bilang, "Sama seperti kalau Anda makan lebih dari yang dibutuhkan dan minum lebih dari yang diperlukan tubuh, atau minum bir, dan memakan makanan yang tidak kita butuhkan. Begitulah, selama ini mungkin Anda tidur lebih dari yang Anda butuhkan, " katanya. Perlu Anda simak pula peristiwa yang terjadi di Perancis beberapa waktu lalu, yang menunjukkan bahwa terlalu banyak
tiduran atau berada di ranjang terlalu lama tidaklah sehat. Delapan mahasiswa Perancis yang bermalas-malasan di ranjang selama enam pekan dengan letak kepala lebih rendah daripada kaki mereka, kekebalan tubuhnya melawan virus dan tumor ternyata menurun antara 40-50 persen dalam dua minggu pertama.
Orang Indonesia
tidur lebih lama
Bagaimana di Indonesia? Dalam penelitian psikiater Dr Yul Iskandar, orang Indonesia tidur rata-rata pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 keesokkan harinya. Lebih parah lagi dalam penelitian terhadap kelompok anak-anak muda di Denpasar beberapa waktu lalu, menunjukkan 30-40 persen aktivitas mereka untuk tidur. Seharusnya, kalau mau produktif dan bekerja lebih banyak, orang Indonesia perlu mempersingkat jam tidurnya.
Berapa lama Bayi perlu
Tidur ?
Bayi memiliki kebiasaan lama tidur yang berbeda. Hal ini tergantung dari banyak faktor, termasuk salah satunya adalah berdasarkan usia dari bayi itu sendiri. Pada usia awal-awal kelahirannya, bayi tentunya memiliki jam tidur yang paling lama. Kemudia seiring usia bertambah, bayi mulai mengurangi jumlah jam tidurnya. Selain itu kebiasaan yang diterapkan oleh orang tuanya mengenai jam
tidur, juga menjadi faktor penentu kebiasaan tidur anak. Oleh karena itu, orang tua diharapkan memiliki peran yang aktif dalam mebentuk pola tidur bayi yang baik.
Berikut ini adalah gambaran umum (tidak serta merta setiap bayi sama) mengenai jumlah jam tidur bayi berdasar usia:
Usia Bayi 1-4 minggu: Waktu Tidur 15 - 16 jam perhari
Bayi baru lahir biasanya minimun tidur hingga 15 jam per hari, bahkan ada yang hingga 18 jam perhari. Sedangkan bayi yang terlahir prematur, biasanya memiliki waktu
tidur yang lebih lama. Bayi yang baru lahir belum mengenal siklus waktu, dia belum mengenal siang atau malam, oleh karena itu, tidurnya belum berpola, bisa saja dia sering tidur di siang hari atau sebaliknya.
Usia Bayi 1 - 4 bulan: Waktu Tidur 14 - 15 Jam Perhari
Pada usia bayi satu bulan, bayi sudah sedikit menemukan pola tidurnya. Ketika sekali tidur, bayi bisa menghabiskan 4-5 jam dan itu biasanya akan sering terjadi pada malam hari. Pada masa ini bayi sudah mulai sedikit bisa merasakan mana malam dan siang hari.
Usia Bayi 4 - 12 Bulan: Waktu Tidur 14 - 15 Jam Perhari
Tidur dengan waktu selama 15 jam adalah ideal bagi bayi dengan usia tersebut, namun saat menginjak usia 11 bulan, bayi biasanya tidur dengan waktu sekitar 12 jam. Pada usia ini, memberi kebiasaan jam tidur bayi yang baik adalah hal yang utama, karena bayi sudah mulai beinteraksi dan pola tidurnya bisa mengikuti orang dewasa. Jika orang tua gagal menerapkan pola tidur yang baik pada masa ini, maka kebiasaan gagal tersebut akan terbawa hingga besar nanti.
Usia 1 - 3 Tahun : Waktu Tidur 12 - 14 Jam Perhari
Pada usia ini, anak anda sudah mulai kehilangan pola tidur di pagi hari. Mereka masih tidur hanya sekali pada siang hari, dan dilanjutkan pada malam harinya nanti. Anak-anak yang masih memerlukan tidur siang biasanya saat usia 21 hingga 36 bulan, dan biasanya membutuhkan 3 hingga 4 jam. Pada malam hari biasanya anak akan tertidur antara jam 7 hingga jam 9 malam (tergantung kebiasaan) dan akan terbangun pagi harinya antara jam 6 atau jam 8.
Usia 3 - 6 Tahun : Waktu Tidur 10 - 12 Jam Perhari
Anak-anak pada usia ini akan pergi tidur malam mulai jam 7 atau jam 9 dan bangun antara jam 6 hingga jam 8 pagi. Pada usia 3 tahun, masih ada anak yang memerlukan tidur siang, dan saat menginjak usia 5 tahun, kebiasaan tidur siang mulai ditinggalkan
Proses Tidur
Nah tahukah Anda, bagaimana cara mendapatkan tidur yang baik dan berkualitas? Salah satu caranya adalah dengan memadamkan lampu di waktu tidur normal ( pukul 21.00 malam hingga 08.00 pagi ) demi mendapatkan hormon melatonin secara maksimal.
Hormon Melatonin
Adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar pineal didalam
otak yang pembentukannya dipicu oleh gelap dan berfungsi mengatur bioritme atau irama tubuh dalam hal pengaturan tidur. Kadarnya paling tinggi ditemukan menjelang pagi hari sekitar jam 02.00 – 04.00 dan paling rendah di sore hari. Ini juga menjawab kenapa orang semakin bertambah usia semakin sedikit tidurnya, karena secara alamiah, produksi hormon melatonin ini juga akan mengalami penurunan, sejalan dengan pertambahan usia manusia.
Penurunan yang drastis biasanya terjadi sekitar usia 40 tahun sehingga dengan menurunnya hormon ini maka kualitas tidurpun akan menurun dan sering berefek pada kesulitan tidur.
Manfaat lain melatonin adalah sebagai anti oksidan yang larut dalam lemak dan air, meningkatkan imun tubuh menimbulkan relaksasi otot dan membantu meningkatkan mood dan menghilangkan ketegangan. Jadi sebaiknya kalau tidur lampu dimatikan agar bisa memaksimalkan produksi melatonin.
Memang, ada sebagian orang yang merasa tidak nyaman, atau bahkan tidak dapat tidur pada kondisi gelap. Namun jika melihat manfaat atau dampaknya, hal ini perlu diperhatikan juga. Antara lain dengan tidak tidur di bawah pencahayaan langsung (dari lampu kamar), terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Matikan Televisi dan Musik
Kebiasaan tidur sambil mendengarkan musik, atau menonton televisi sampai tertidur, atau membiarkan lampu di ruangan menyala terang, memang sulit dihilangkan dan menurut sebagian orang kondisi seperti itu membuat mereka menjadi lebih cepat tertidur.
Tetapi pada kenyataannya setelah terbangun mereka merasa lebih tegang (stress). Bahkan ada yang merasa seperti tidak tidur semalaman.
Penjelasannya :
Pada saat kita tidur sebetulnya otak tidak pernah tidur. Otak selalu menjalankan aktivitasnya walaupun tidak sesibuk seperti di saat bangun, yaitu menjalankan sistem metabolisme tubuh.
Pada malam hari, seiring menurunnya aktivitas tubuh, ritme gelombang otak pun mengalami penurunan. Namun apabila kita tidur sambil mendengarkan musik, televisi dalam keadaan hidup atau lampu ruangan sedang menyala terang, maka gelombang suara atau cahaya yang dipancarkan oleh peralatan tersebut tetap diterima oleh indera pendengaran dan penglihatan kita.
Gelombang suara diterima oleh alat pendengaran di dalam telinga dan gelombang cahaya tetap dapat menembus kelopak mata dan diterima oleh retina dan lensa mata. Gelombang-gelombang tersebut akan diteruskan ke otak kita. Otak yang harusnya beristirahat akan kembali terangsang untuk bekerja dan mengolah informasi yang masuk.
Apabila hal ini berlangsung sepanjang malam, berarti kita hanya
tidur menurut tubuh luar, tetapi tidak menurut otak. Otak akan terus bekerja mengolah informasi yang masuk tersebut. Jadi jangan biarkan otak Anda kelelahan karena harus tetap bekerja pada malam hari, sedangkan di siang hari otak juga akan diperas oleh kegiatan rutin kita.
Berapa Lama Manusia Dapat Bertahan Tanpa
Tidur ?
Berapa lama kamu dapat bertahan tanpa tidur? Faktanya, seseorang dapat berusaha terjaga (tidak tidur) selama 11 hari berturut-turut. Tetapi ada sedikit efek samping.
Pada tahun 1964 di California, seorang siswi SMA usia 17 tahun bernama Randy Gardner memutuskan tidak tidur selama 11 hari (264 jam) berturut-turut. Penelitian menunjukkan, Randy akhirnya menderita masalah daya ingat, paranoia ( ketakutan berlebihan ) dan halusinasi.
Penelitian lain membuktikan, kekurangan tidur pada tikus dapat menyebabkan penyakit Alzheimer. Kurang tidur kronis juga dapat menyebabkan kegemukan, tekanan darah tinggi, depresi, dan diabetes — baik pada manusia maupun hewan.
Tidur membantu otak kita mengembangkan dan membuat hubungan syaraf otak, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengembalikan ingatan, memproses informasi dan membantu penyembuhan tubuh. Menurut polling National Sleep Foundation tahun 2011, 43 persen dari warga AS mengatakan, mereka jarang atau tidak pernah mendapatkan tidur yang cukup pada malam hari
Sementara itu, 15 persen orang dewasa dan 7 persen dari anak usia 13-18 tahun hanya tidur kurang dari enam jam per hari.
Jadi, berapa banyak tidur yang kamu benar-benar butuhkan? Para peneliti mengatakan bahwa tidak ada "angka wajib", tetapi pada wanita umumnya tidur lebih lama daripada pria, dan bayi tidur lebih lama dari orang tua. Tubuh kita sebenarnya memaksa kita untuk tidur dengan penambahan kecil (disebut microsleeps) ketika kita sudah terlalu lama tidak beristirahat.
Berikut adalah hal-hal yang Anda perlu ketahui tentang tidur :
Lupakan mitos tidur 8 jam setiap malam
Mitos tidur 8-9 jam ini memang sudah menyebar luas. Namun, secara ilmiah mitos ini tidak pernah ada buktinya. Pernyataan ini juga diungkapkan langsung oleh salah satu peneliti terkenal tentang tidur, Daniel Kripke dalam sebuah wawancara.
Dalam penelitian terbarunya, Kripke menemukan bahwa “orang yang tidur antara 6,5 jam dan 7,5 jam setiap malam memiliki umur yang paling lama, lebih bahagia dan paling produktif.”
Menariknya lagi, tidur lebih lama dari 7,5 jam itu justru akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan Anda. “Tidur 8,5 jam ternyata lebih buruk daripada tidur 5 jam,” ujar Kripke.
Apa yang terjadi pada otak jika tak cukup tidur?
Topik ini adalah salah satu aspek yang paling menarik tentang tidur. Ada pernyataan yang berbunyi, “Bekerja lembur tidak akan meningkatkan kinerja otak. Ini justru membuat Anda bodoh.”
Pada kenyataannya, orang yang tidur hanya 4 jam juga bisa sesegar dan seaktif seperti orang yang tidur selama 7,5 jam. Hal itu juga dikuatkan oleh penelitian yang menyatakan bahwa, “orang kurang tidur pada kenyataannya bisa memberikan dampak yang sama persis seperti seseorang yang tidak kurang tidur, ketika keesokan paginya.”
Walaupun kita kurang tidur atau tidak, otak juga bisa kehilangan fokus. Jika kita mulai kehilangan fokus tetapi tidak kurang tidur, otak kita tetap bisa mengkompensasi dan kembali meningkatkan fokus. Dan, jika kita kurang tidur, otak kita tidak bisa kembali fokus.
“Temuan utama ini menemukan bahwa otak pada orang yang kurang tidur bisa bekerja normal kadang-kadang, tapi sebentar-sebentar akan mengalami fenomena yang mirip dengan mati listrik,” ujar Clifford Saper dari Harvard.
Jadi, orang yang hanya tidur 4 jam masih bisa melakukan pekerjaan dengan baik dan sadar dengan apa yang dikatakannya. Satu-satunya masalah adalah, orang kurang tidur tidak memiliki kemampuan otak untuk mengarahkan agar kembali fokus setelah mereka kehilangan perhatian. Bahkan lebih buruknya lagi, orang kurang tidur tidak sadar akan penurunan dalam kinerjanya.
“Orang kurang tidur mungkin tidak tahu pekerjaannya terganggu. Pada periode untuk menormalkan fungsi otak, mereka hanya bisa memberikan rasa aman palsu pada kompetensi dan keamanan. Pada kenyataannya, inkonsistensi otak bisa memiliki konsekuensi yang membahayakan,”
Dibandingkan pria, wanita memang butuh tidur lebih lama.
Demikian kata ahli problem tidur, Jim Horne. Setidaknya wanita butuh 20 menit
tidur lebih lama karena telah melakukan multitasking dalam kesehariannya.
Multitasking tersebut ternyata juga mempengaruhi otak
dan tubuh, sehingga dibutuhkan istirahat yang lebih lama untuk mengembalikan
energi tubuh.
Jangan terlalu banyak tidur, dan bangunlah di saat shalat subuh. Ini akan menambah kekuatan jantung dan meningkatkan kesehatan serta menambah kegairahan untuk beraktifitas. Gantilah sebagian kekurangan tidur kita di waktu malam dengan tidur sejenak di waktu siang. Seperti yang sudah dijelaskan dalam kitabullah Al-Quran :
(كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ * وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ)
[الذاريات: 17-18]
“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat : 17-18)
Seperti itu juga Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk tidak banyak tidur, dan mengganti apa yang telah dikurangi dari waktu tidur di malam, pada waktu siang. Allah swt berfirman :
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ * قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا * نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا * أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا * إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا * إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا * إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا[المزمل: 1-7]
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), angunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu´) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).” (QS. Al Muzzammil : 1-7).
Semoga Bermanfaat.
Terimakasih Telah Berkunjung_
^_^